Minggu, 12 Mei 2019

Sinau Bareng Wayang


Duryudana adalah putera Prabu Destarastra di Hastinapura, ia seorang Kurawa yang tertua. Korawa atau Kurawa berarti suku bangsa Kuru. Setelah dewasa Duryudana bertahta di Hastinapura bergelar Prabu Duryudana. Kurawa meskipun bersaudara misan dengan Pandawa namun senantiasa bermusuhan, hingga terjadi perang saudara, yang disebut Baratayudha. Negeri HHastinapurapura terhitung kerajaan besar, binatara, maka waktu perang Baratayudha dapat bantuan dari kerajaan lain. Sebenarnya Prabu Duryudana seorang yang sakti, tetapi tak pernah kelihatan kesaktiannya. Dalam perang Baratayudha ia bertanding dengan Raden Wrekudara. Prabu Duryudana tak dapat dikalahkan. Tetapi ketahuan oleh Wrekudara dari isyarat yang diberikan oleh Prabu Kresna dengan menepuk-nepuk paha kiri yang merupakan kelemahannya. Setelah dipupuh (dipukul) dengan gada, paha kirinya oleh Wrekudara, tewaslah ia. Kelemahan paha ini karena waktu muda Duryudana dimandikan dengan air sakti, ada bagian paha yang tertutup dengan daun beringin, maka tertinggallah bagian badan itu oleh air sakti yang membasahi seluruh badannya. Prabu Duryudana menantu raja Mandraka, Prabu Salya. Mula-mula ia bertunangan dengan Dewi Erawati, Puteri Prabu Salya yang tertua, tetapi gagal karena puteri itu dicuri oleh Kartowiyoga, dan Prabu Duryudana mencari puteri itu tetapi gagal. Putri tersebut diketemukan oleh Raden Kakrasana, maka diperisterilah puteri itu oleh Kakrasana, yang kemudian jadi raja di Madura bernama Prabu Baladewa. Kedua kali Prabu Duryudana bertunangan dengan puteri Prabu Salya yang kedua, bernama Dewi Surtikanti, tetapi puteri itu diperisteri oleb Raden Suryaputra, yang kemudian bernama Adipati Karna. Ketiga kalinya, bertunangan dengan Dewi Banowati, puteri Prabu Salya yang ketiga, luluslah perkawinan ini. Namun sebenarnya, puteri Banowati tak suka pada Prabu Duryudana, karena Banowati berharap akan diperisteri oleh Raden Arjuna. Lantaran ini, Dewi Banowati .menurut juga dipermaisuri dengan Prabu Duryudana, tetapi dengan janji tak akan dilarang semasa Dewi itu bertemu dengan Arjuna sewaktu-waktu. Dikabulkanlah permintaan itu dan terlaksana pada waktu-waktu Banowati bertemu dengan Arjuna tak diganggu-gugat. Prabu Duryudana berputera Raden Lesmanamandrakumara dan Dewi Dursilawati. BENTUK WAYANG Prabu Duryudana bermata telengan, hidung dempak. Berjamang tiga susun dengan garuda membelakang besar, berpraba. Berkalung ulur-ulur. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Kain bokongan kerajaan. Batik kain parang rusak barong, tanda kain pakaian bangsawan agung. Prabu Duryudana berwanda: Yangkung dan Jaka Sedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo. Iklan Duryudana Duryudana putera Prabu Destarastra ing Ngastinapura, Kurawa ingkang paling mbarep. Kerajaan Ngastinapura. Duryudana tunangan karo : 1) Dewi Erawati putri no 1 Prabu Salya (l) 2) Dewi Surtikanti putri no 2 Prabu Salya (gagal) 3) Dwei Banowati putrid no 3 Prabu Salya, gelem dadi garwane Duryudana, nanging duweni syarat diijini ketemu Arjuna sawayah-wayah. Pungkasane kagungan putra kale: a) Raden Lesmanamandrakumara b) Dewi Leksmanawati Titikane Duryudana: 1) Mripate telengan 2) Irunge Dempak 3) Jamange 3 susun kaya Garuda 4) Berkalung ulur-ulur. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. 5) Senjatane duweni klambi perang sekti Sedane kena senjata Gada Rujak Pala senjatane Raden Bima DURYUDANA DURYUDANA adalah putra sulung Prabu Drestarastra, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Gandari, putri Prabu Gandara dari negara Gandaradesa (Plasajenar/Pedalangan Jawa). Ia bersaudara 100 (seratus) orang, --- 99 orang laki-laki dan 1 orang wanita, yang disebut dengan Sata Kurawa. Diantaranya yang terkenal adalah ; Bogadatta (raja negara Turilaya), Bomawikata, Citraksa, Citraksi, Durmagati, Dursasana (Adipati Banjarjungut), Gardapati, Gardapura (raja negara Bukasapta), Kartamarma (raja negara Banyutinalang) dan Patiweya. Duryudana berwatak jujur, mudah terpengaruh karena dungunya dan menyenangi sesuatu yang serba enak dan bergelimang dengan kemewahan. Sebagai pimpinan/orang yang tertua dari keluarga Kurawa yang berdarah Kuru, Duryudana pun disebut dengan nama Kurupati. Ia juga dikenal dengan nama Detaputra, Gendarisuta (anak Dewi Gendari), Jakawitana dan Suyudana. Duryudana menikah dengan Dewi Banowati, putri ketiga Prabu Salya dengan Dewi Pujawati/Setyawati dari negara Mandaraka. Dari perkawinan tersebut, ia memperoleh dua orang putra bernama ; Leksmanamandrakumara dan Dewi Leksmanawati (setelah dewasa kawin dengan Warsakusuma, putra Adipati Karna). Duryudana pandai bermain gada, dan memiliki kesaktian kebal dari segala macam senjata berkat daya kesaktian Minyak Tala yang membaluri/membasuh seluruh tubuhnya. Ia gugur dalam perang Bhatarayuda melawan Bima. Tubuhnya hancur terkena hantaman Gada Rujakpala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tindakan Aksi Nyata Modul 3.1.a.10

  Tindakan Aksi Nyata Modul 3.1.a.10 Pengambil Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran             Yekti Eriani, S.Pd CGP Angkatan 4...